Judul : Money Politik Incar Pemilih Pemula
Penulis : Rudi Mahyuni, S.Pd.I (Pemerhati Pemilu)
Dalam pesta demokrasi tanggal 14 Februari 2024 mendatang, para pemilih pemula yang berusia 17 tahun ke atas berpotensi banyak yang tidak menggunakan hak pilihnya alias Golongan Putih (Golput). Selain disebabkan karena baru pertama kali menjadi pemilih, pemilih pemula diyakini masih banyak yang tidak mau tahu dan tidak mau ikut berpartisifasi dalam Pemilu. Pemilu Merupakan sarana kekayaan rakyat untuk memilih, anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Heraklion Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang dilaksanakan dengan Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil.
Semenjak Genderang Pemilu dibunyikan, para elit-elit politik akan berusaha untuk mendapatkan simpati, perhatian dan dukungan dari masyarakat dengan harapan bisa keluar sebagai pemenang. Kelompok pemilih pemula tentunya menjadi salah satu incaran yang diharapkan bisa mendongkrak perolehan suara, karena pemilih pemula adalah pemilih yang masih bersih dan tidak tahu secara dalam tentang agenda-agenda politik. Selain itu pemilih pemula masih sangat bisa dipengarui karena pemilih pemula masih rentan dan menjadi sasaran empuk dari praktek Uang Politik atau Politik Uang.
Pemulih pemula dalam Pemilu Tahun 2024 nanti diharapkan tidak terkontaminasi dengan praktek-praktek politik uang agar kedepan para pemilih pemula bisa benar-benar menyalurkan hak pilih dengan mempertimbangkan kualitas-kualitas dari para calon pemimpin dan tidak diperkuat dengan memberikan ataupun apa yang mereka terima dari para calon -calon. Jika kehadiran pemilih pemula di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dikarenakan adanya buah tangan atau karena mendapat uang dari calon-calon yang ikut pasangan, maka jika tanpa buah tangan tentunya para pemilih pemula tidak akan pergi ke TPS.
Jika Pemulih Pemula hanya menyalurkan hak pilih yang didukung karena adanya pemberian atau karena telah mendapat uang dari salah satu calon, maka hal tersebut tentu akan berlanjut pada pemilu–pemilu selanjutnya. Hal tersebut secara tidak langsung sudah merusak generasi penerus bangsa yang sejatinya pemilih pemula merupakan bagian penting dalam menentukan arah perubahan dan kemajuan bangsa.
Untuk mencegah dan mengantisifasi terjerumusnya pemilih pemula dalam praktek politik uang, maka tidak cukup dengan memberikan pemahaman ataupun sosialisasi dari pihak penyelenggara, namun semua elemen diharapkan bersatu dan kompak untuk memerangi politik uang agar tidak menciderai pesta rakyat yang akan dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2024 yang juga bertepatan dengan hari Valentine.
Dalam momentum pesta demokrasi mendatang, calon pemilih-pemilih pemula bisa lebih jeli dan teliti dalam sikap tegas untuk mengantarkan salah satu calon untuk menjadi pemimpin yang benar-benar berkualitas, jujur, adil dan bisa menjaga kepercayaan dan memperjuangkan aspirasi masyarakat dengan tanpa adanya praktek jual beli suara. Jika pemilih – pemilih pemula salah dalam menentukan sikap dan tergiur dengan kenikmatan sewaktu-waktu, maka hal tersebut akan berimbas lima tahun ke depan. (*).
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.